Kesulitan Bicara dan Berbahasa Pada Anak
Tidak ada diagnosis pasti mengapa anak terlambat bicara. Menurut Stephen
Pinker, berbicara dan berbahasa seharusnya instingtif: anak tidak
perlu diajari bicara, dia akan berbicara bahasa-di mana ia tinggal dan
mendengar. Otak berperan penting sebagai “dalang†atau “dirigenâ€
yang memberi instruksi organ wicara. berujar dan berbahasa. Dengan
demikian, gangguan neurobiologis otak dapat mengganggu kelancaran bicara
dan berbahasa, utamanya pada anak.
Bidang neurobiologis ini masih relatif baru, menyebabkan orang tua
dengan anak kesulitan “bicara dan berbahasa†kesulitan mendapat
diagnosis pasti. Kesimpulan pemeriksaan berbeda satu dengan yang lain:
mulai dari normal—tidak ada disorder, gangguan oral mptor,
disintegrasi sensori, spektrumautistik, Attention Deficit Disorder, Pure
Disphatic Development,dan Central Auditory Processing
Disorder.Pemeriksaan dokter anak biasanya adalah pemeriksaan kelengkapan
imunisasi, tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala anak; jarang
memerhatikan apakah pencapaian kemampuan bicara dan berbahasa anak normal pada usianya.
Studi kasus anak kesulitan bicara pada usia 18 bulan mengalami
regresi/kemunduran pengucapan kata makin sedikit, serta berbagai faktor
yang berhubungan dengan penyebab keterlambatan bicara; perkembangan
bicara yang normal pada anak usia 18 bulan hingga 7 tahun; gangguan
perkembangan bicara dan kondisi yang menyertai, dan orang tua perlu
konsultasi pada ahli; mekanisme speech therapy dan contoh program
occupational therapy, physiotherapy,dan art therapy,serta membahas peran
otak dalam bicara dan berbahasa.
Anakku Terlambat Bicara
Buku ini lahir dari kisah
hidup yang penuh airmata, kasih sayang dan harapan; dari seseorang yang harus
menghadapi kenyataan bahwa anaknya berkembang dengan cara yang berbeda. Dalam
ketabahannya, penulis justru menemukan pencerahan. dibalik sesuatu yang buruk
selalu ada kebaikan, dan vice versa. Di balik "ketidaknormalan" itu,
sering kali ada potensi yang luar biasa yang harus terus digali dan diasah.
Melalui buku ini Anda akan belajar banyak mengenai anak-anak Anda. Dengan
dorongan,pujian, kasih sayang, dan toleransi, anak yang seperti
"kekurangan" ini ternyata menyimpan bakat luar biasa.
Masalah keterlambatan bicara pada anak telah
menjdi momok bagi para orangtua. Hal ini dikarenakan banyaknya kasus “autism”
dengan keterlambatan bicara, disebut sebagai salah satu gejalanya. Berbagai isu
menyebutkan bahwa vaksinasi, keracunan merkuri, alergi makanan terutama terigu
yang mengandung gluten, serta susu sebagai penyebab anak mengidap autis;
walaupun isu tersebut tidak didasarkan pada bukti ilmiah yang benar.
Pendidikan Anakku Terlambat Bicara
Buku ini merupakan kelanjutan dari buku terkenal : Anakku
Terlambat Bicara (Prenada Media, 2007), yang memuat tentang “Anak berbakat
dengan disinkronitas perkembangan: memahami dan mengasuhnya, membedakannya
dengan autism, ADHD, dan permasalahan gangguan belajar.” Mengingat luar biasa
sambutan atas buku ini serta banyaknya permintaan untuk meneruskan berbagi
pengalaman. Buku ini hadir ke hadapan pembaca, berkisah tentang bagaimana
mendampingi pendidikan anak yang terlambat bicara, namun mempunyai kecerdasan
yang luar biasa. Bukan hanya pengalaman bicara, melainkan juga berkisah tentang
pengalaman pribadi bersama orangtua lyang lain, yang mempunyai masalah yang
sama.
Banyak pengalaman dan pengentahuan dari berbagai
masalah dihadapi penulis setiap hari. Antara keputusasaan, kekhawatiran, dan
kegetiran; semua ini tidak menjadikan penulis lari dari permasalahan yang
dihadapi anak, tetapi justru lebih giat mengungkap permasalahan yang dihadapi.
Suatu kebahagiaan apabila segala upaya yang dilakukan membuahkan hasil positif.
Buku ini hadir untuk berbagi pengalaman dengan
semua orang terutama para orangtua dan guru dalam menghadapi, mendampingi, dan
mendidik anak yang terlambat bicara. Ada
tiga permasalahan utama: (1) keterlambatan bicara; (2) anak gifted- anak
mengalami keterlambatan bicara; (3) permasalahan dalam menempuh pendidikan anak
yang terlambat bicara.